Selasa, 25 Januari 2011

PROFILE GENERASI SHOLEH

 Para orangtua berlomba-lomba menyekolahkan anak mereka di sekolah yang bermutu tinggi, dan juga memberikan pendidikan ekskul di tmp les-les yang ternama. Tapi orangtua lupa, tugas mendidik anak sebenarnya adalah tanggung jawab sebagai orangtua, bukan sebagai si pemberi dana untuk pendidikan semata.

Pendidikan apakah yang perlu kita terapkan kepada anak? Tentu saja pendidikan mengenal sang Pencipta, rasulNya, kitabNya, dan agamaNya. Tidak hanya cukup untuk mengenalNya, tetapi menerapkan rasa cinta kepadaNya, rasulNya, kitabNya dan agamaNya juga.

Caranya? Dengan memberikan contoh kepada anak, bukan hanya dengan mengajar dan menyuruh, tetapi orangtua secara aktif juga memberikan contohnya secara langsung. Bagaimana bisa, kita menyuruh anak kita untuk sholat, sedangkan kita sendiri tidak sholat? Bagaimana bisa kita megharapkan anak kita dipenuhi oleh rasa kasih sayang kepada sesama, tetapi kita sendiri pelit untuk bersedekah? Bagaimana kita bisa mengharapkan anak kita patuh terhadap kita, sedangkan kita durhaka kepada orangtua kita? Ajarkan, perintah dan beri teladan.

Untuk menananmkan rasa cinta anak kepada nabi dan rasul Allah, sering-seringlah ceritakan kisah-kisah teladan para nabi dan sahabatnya, sehingga si anak merasa mengenal sosok para nabi terutama baginda Rasullullah sehingga tumbuh rasa cinta dihatinya karena si anak mengenal dan mendapatkan sosok teladan yang akan dia teladani, bukannya meneladani power rangers yang sering ia tonton atau artis-artis yang sering berseliweran di layar kaca yang akhir-akhir ini malah menjadi contoh public figur yg banyak melakukan perbuatan tercela.

Agar si anak mencintai Al-Quran, semenjak dari kandungan, perdengarkanlah ia lantunan ayat-ayat suci Al-Quran, Bukan hanya musik-musik klasik dari dunia barat sana. Karena jika dewasa, si anak sudah merasa akrab dengan Al-Quran karena sudah diperdengarkan semenjak ia berada didalam kandungan. Dan alangkah bagusnya ayat-ayat suci itu dilantunkan sendiri dari suara dan bibir si orangtua, bukannya dari kaset. Dan juga, jangan lupakan doa untuk si anak dan tentu untuk kita sendiri.

"Ya Allah, jadikanlah aku dan keluargaku sbg pecinta Al-Quran, dan jadikanlah Al-Quran mencintai kami."

Karena orang yang dicintai Al-Quran sudah pasti tentu yang mencintai Al-Quran dan org yang di cintai Al-Quran, dengan sendirinya di cintai oleh Allah.

Ajarilah dan perkenalkanlah si anak dengan agamanya, dan bukan pengetahuan agama secara umum saja. Karena banyak kasusnya ummat islam yang hanya mengetahui ajaran agamanya sendiri sekedar kulit-kulit arinya saja. Yaitu hanya sebatas rukun islam dan rukun iman saja. Sungguh sangat ironis, bahwa banyak para muallaf, yang baru saja memeluk agama islam (yang bersungguh-sungguh karena kesadarannya bukan karena demi cinta kepada seseorang, demi harta, demi jabatan, di bawah ancaman dll) yang lebih banyak mengetahui seluk beluk ajaran islam itu sendiri daripada orang yang sudah memeluk islam semenjak ia lahir atau islam karena keturunan. Seharusnya, kita yang beragama islam semenjak lahir, harus lebih mengetahui agama kita sendiri karena sudah kita anut seumur hidup kita dan juga di anut oleh orangtua kita daripada orang yang baru saja memeluk agama islam. Its very embarrassing is'nt it?

Selain pendidikan, apalagi yang diperlukan untuk mendapatkan generasi sholeh di masa depan?Cukupkah hanya pendidikan saja untuk bisa menjadikan anak kita menjadi anak yang sholeh?Jawabannya tentu saja TIDAK!!!!!!!!

Ternyata watak, karakter dan sifat si anak sangat dipengaruhi dari apa yang ia makan dan apa yang ia pakai. Jika si anak memakan makanan/minuman haram walau setitik saja, maka makanan/minuman yang haram tersebut akan membuat karakternya, wataknya, dan sifatnya menjadi buruk. Begitu pula dengan pakaian atau apapun yang ia punya. Jika kita memberikan atau membelikannya dari sesuatu yang haram, maka akan berpengaruh ke si anak.

Apakah kita cukup menjaga si anak dari hal-hal yang haram? tentu saja tidak. Kita sebagai orangtua atau calon orangtua, harus bisa menjaga diri kita dari hal-hal yang haram juga.

Karena, ternyata kita harus menjaga diri dari hal-hal yang di haramkan oleh Allah walau setitik saja dari sebelum si anak di ciptakan. Karena, si anak tentu berasal dari (maaf) sperma dan sel telur dari ayah dan ibunya. Bayangkan saja, jika kita memakan dan memakai hal-hal yang haram, maka sesuatu yang haram itu akan menyatu menjadi darah daging kita. Dengan begitu, diri kita sendiripun menjadi haram dan apa yang keluar dari tubuh kita adalah sesuatu yang haram juga.

Jadi bagaimana kita bisa mendapatkan anak yang suci lahiriah dan batiniah sedangkan kita memberikan anak kita 'darah' yang haram yang mengalir di tubuh si anak.

Mia pernah mendengar cerita di suatu majelis taklim, tentang ada seorang laki-laki mendatangi Rasullullah untuk mengadukan sifat dan perangai buruk anaknya.

"Ya Rasullullah, sungguh saya mempunyai seorang putra yang beranjak remaja. Semenjak kecil, dia sangat susah untuk diajarkan sebuah kebenaran,  selalu melawan perintah kami. Ajaran agama yang kami ajarkan sepertinya tidak pernah masuk ke telinga dan ke hatinya. Padahal kami, orangtuanya selalu mengajarkan agama sesuai tuntunan Al-Quran dan sunnahmu. Saya dan istri saya juga taat kepada ajaran agama, sholat, puasa dan sedekah tidak pernah kami tinggalkan. Kami juga tidak pernah memakan hak orang lain atau hal-hal yang diharamkan oleh agama. Akan tetapi, kenapa Allah memberikan kami anak yang berperangai buruk, jauh dari agama dan durhaka kepada orangtua?"

Rasullullahpun bertanya. "Adakah sesuatu yang engkau atau istrimu lakukan ketika sedang mengandung anak kalian yang diharamkan oleh agama?"

Sang lelaki tersebut merenung berpikir sejenak dan lalu menjawab. "Seingat hamba, kami tidak pernah memakan atau memakai atau melakukan sesuatu yang diharamkan oleh Allah..." Kemudian dia berhenti sejenak. "Kecuali ada satu kesalahan kecil yang sempat hamba lakukan ya Rasullullah. tetapi itu karena sangat terpaksa."

"Apakah yang telah kau lakukan itu?" tanya Rasullullah

"Ketika istri hamba mengandung anak kami, istri hamba kala itu mengidam memakan buah kurma. Jadi hambapun segera berangkat ke pasar bersama istri hamba untuk membeli buah kurma. Akan tetapi waktu itu telah masuk waktu sholat sehingga semua pedagang meninggalkan dagangannya untuk pergi sholat sehingga tidak ada satupun pedagang yang hamba temui saat itu untuk berdagang. Akan tetapi waktu itu istri hamba terus merengek-rengek ingin memakan buah kurma walau hanya satu saja, jadi hambapun mengambil satu buah kurma dari salah satu tempat pedagang tersebut dan memberikannya kepada istri hamba.

"Itulah yang membuat anakmu tuli telinganya untuk nasehat-nasehat yang baik, buta matanya untuk melihat kebenaran dan tertutup hatinya akan ajaran agama, dan menjadi anak durhaka baik terhadapmu baik terhadap Allah. Itu smua dari SATU biji kurma yang telah dimakan oleh istrimu yang dimana engkau memberikannya dari hasil yang haram. Walau hanya satu biji, engkau sudah sama dengan mencurinya dari pemilik kurma, memakan hak orang lain yang sepatutnya harus kau bayar.Sebiji kurma itu telah menjadi haram untukmu, istrimu dan calon anakmu. Sehingga kurma yang haram itu menyatu kedalam darah anakmu sehingga membuat sifatnya menjadi buruk karena terhalang dari rahmat Allah karena makanan haram tersebut."

Si lelaki tersebut langsung menangis tersedu-sedu dan sangat menyesali perbuatannya tersebut. Ia tidak menyangka, hanya karena 1 biji kurma yang ia ambil demi ngidamnya sang istri telah membawa dampak yang buruk kepada buah hatinya

"Apa yang harus saya lakukan ya Rasullullah?"

"Memohon ampunlah engkau dan istrimu kepada Allah, dan segeralah engkau pergi mencari pedagang kurma tersebut dan meminta maaf kepadanya agar ia merelakan 1 biji kurma yang telah engkau curi tersebut walaupun ia tidak mengetahuinya. Bayarlah 1 biji kurma itu agar menjadi halal bagi anakmu.IsnyaAllah, hal haram yang telah menjadi penghalang antara anakmu dan rahmat Allah, bisa hilang."


Astagfirullah... hanya 1 biji kurma yang telah ia curi demi mengobati ngidam istrinya saja, telah menjadi penghalang rahmat Allah atas anaknya. Rahmat itu bukan hanya berupa rezeki semata, akan tetapi dibukakannya pintu hati dan segala panca indera kita terhadap cahaya Ilahi berupa iman, ketaqwaan, kebenaran, keberkahan, anak yang sholeh, suami dan istri yang sholeh dan lain-lainnya adalah termasuk Rahmat dari Allah.

Selain itu, adanya barang2 yang haran yang kita miliki, atau makanan dan minuman haram yang kita konsumsi dan akhirnya menjadi lebur di tubuh kita sehingga membuat darah dan daging kita menjadi haram, akan membuat doa kita tidak terkabulkan oleh Allah. Itu juga salah satu membuat rahmat Allah terhalang atas kita, karena terkabulnya doa-doa kita adalah merupakan salah satu rahmat dari Allah.. Atau hidup kita walau serba berkecukupan, tetapi hati terasa was-was, hidup tidak tenang, anak-anak durhaka, istri atau suami yang selalu bertengkar atau tidak harmonis, juga merupakan salah satu akibat dari tidak adanya rahmat Allah dikeluarga itu karena tertutup oleh sesuatu yang haram yang dipakai atau yang mereka makan yang akhirnya menyatu menjadi darah daging.

Jadi, untuk mendapatkan anak keturunan yang sholeh, dimulai dari diri kita saat ini. Adakah kita memakai, memakan, meminum dan mengerjakan hal-hal yang diharamkan oleh Allah? Jika iya, maka apapun yang keluar dari kita, apapun yang kita hasilkan (darah, daging, sperma, sel telur) akan menjadi haram adanya. Dan ini akan berpengaruh ke watak dan sifat anak dan keturunan kita nanti. Mereka akan terhalang dari rahmat Allah dan jauh dari anak yang sholeha. Oleh karena itu, mulailah kita membersihkan dan mensucikan diri dari sekarang dengan tidak memakai, memakan dan meminum sesuatu yang diharamkan oleh Allah. Dan jangan lupa untuk berzakat dan bersedekah untuk membersihkan dan mensucikan harta halal yang kita punya menjadi suci.

Selain itu, berhentilah sebagai orangtua yang berperan sbg donatur pendidikan bagi anak kita, akan tetapi jadilah sebagai pendidik dari si anak tersebut. Pelajarilah agama kita lebih mendalam lagi agar kita bisa mengajari anak kita dengan pengetahuan agama yang tidak cuma dari kulit luarnya saja. Dengan begitu, si anak bisa mengenal agamanya, kitabnya, rasulnya dan Tuhan-nya. Sehingga timbul kesadaran untuk menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya yang mana itu semua bertujuan baik untuk kehidupan manusia.  Dan berikanlah contoh yang baik. Tidak hanya memberikan perintah tapi juga mencontohkannya langsung kepada anak serta tentu saja tidak lupa selalu mendoakan mereka dengan doa yang baik dan dengan ucapan yang baik.

InsyaAllah, kelak kita akan mempunyai anak dan keturunan yang sholeh dan sholeha yang selalu dijaga dan dirahmati oleh Allah. Amieeen...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Cepat Belajar Mengaji Al quran Untuk Pemula [Mudah dan Praktis] November 9, 2017   by  Miqdad Nashr Belajar Mengaji  – Kitab Al...