Petruk, Bagong, Nakulo, Semar dan nama-nama tokoh khayalan yang lain, yang tak pernah penulis paham ketika sang dalang menggerak-gerikkan lempengan kulit yang dibentuk gambar manusia dari berbagai macam bentuk, sambil berbicara sendirian sang dalang terus berdialog dengan dirinya sendiri, kadang dia bersuara lembut dan sopan, kadang juga bersuara lantang dan kasar, kadang dia juga mengeluarkan kata-kata mutiara, kadang juga membikin humor, dan humor inilah hal yang sangat mudah difahami oleh semua orang, termasuk saya ikut tertawa ketika dagelan sudah dimulai.
Penulis pernah mendengar, ungkapan dalam bahasa arab, fatruk ma bagho nala samirina, hampir mirip dengan tokoh wayang yang saya sebut diatas, petruk, bagong, nakulo, dan semar. Ketika hal itu diterjemahkan menjadi tinggalkan sesuatu yang durhaka maka engkau akan mendapatkan kawan yang baik. Secara pasti penulis kurang tahu tentang wayang dan sejarah munculnya, namun setidaknya penulis mengenal beberapa tokoh wayang, Petruk misalnya, dalam masa awal saya belajar bahasa arab, ada gambar petruk, hidungnya panjang tapi tidak terus memanjang seperti hidung pinokio, lencir kuru, rambutnya seperti antena radio. Juga semar orangnya gede, wajahnya menghadap keatas namun tangannya menunjuk-nunjuk tanah, dan tangan yang satunya ditaruh diatas punggung, cara berjalannya agak jongkok seperti ibu-ibu jawa yang sedang menyapu halaman rumahnya. Permulaan pementasan wayang dimulai dengan gunung yang berterbangan begitu pula penutupannya, hampir mirip dengan konsep awal alam semesta yang terjadi setelah ledakan besar, terkenal dengan big bang, menurut para ahli sains, yang pada akhirnya mengakui bahwa alam raya benar-benar diciptakan oleh Allah tuhan semesta alam. Begitu pula nanti penutupan alam semesta gunung-gunung pun berterbangan Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan QS : Al Qoriah (101) : 5.
Layar wayang terdiri dari dua sisi, kanan dan kiri, setiap sisi akan diisi oleh wayang yang besar sampai kecil, semuanya adalah mati dan tak berguna sebelum sang dalang menggerakkannya, serta mengisi suara untuk wayang itu hingga seolah wayang itu itu hidup dan bisa berbicara, setiap rupa wayang konon merupakan bentuk cerminan manusia, dan setiap wayang punya sifat sendiri-sendiri, serta sikap sendiri-sendiri, ada yang baik ada juga yang jahat jumlah dua kubu itu seimbang, namun yang akan berperang dimedan laga hanyalah wayang-wayang pilihan yang telah dipilih oleh sang dalang dan ditaruh dikotak yang dekat dengan dalang.
Setiap wayang yang perang punya senjata khusus, baik dipihak yang benar maupun pihak yang salah, mereka sama-sama punya aji-aji,sama-sama punya pendukung, namun keputusan siapakah yang menjadi pemenang itu hak sang dalang.
Jika anda jadi penonton sinetron biasanya anda dikerjai sama sutradara, biasanya ada tokoh yang sangat menjengkelkan dan nggak mati-mati, begitu pula sang dalang, sudah tahu wayang yang jahat namun kok nggak kalah-kalah, jadi teringat sejarah abu lahab yang jahat terhadap nabi Muhammad, kok nggak mati-mati, eh ternyata hidup dan mati ada ditangan sang dalang.
Pernahkah anda menjumpai dalang yang ngantuk? Tentu tidak, sepanjang malam itu dalang tidak akan ngantuk, tidak akan lelah bicara sendiri, tidak akan lelah bermain wayang dan mengisi suara-suaranya, bahkan suara perempuan, apa yang terjadi ketika dalang tiba-tiba pengen ketoilet, bisa jadi wayangnya kocar-kacir. Begitu pula Allah yang mengatur alam raya ini tak pernah ngantuk, yang maha kuat dan tak akan pernah lelah, yang tak akan lelah mementaskan kehidupan ini sampai kapan saja Dia mau.
Dalang dalam perwayangan hanya bisa menggerakan dua wayang dan bicaranya bergantian tak akan bersamaan. Dalang dalam perfileman bisa menggerakkan ratusan bahkan ribuan orang dengan suaranya masing-masing dan bisa berbicara secara bersamaan. Dalang dalang pemerintahan bisa menggerakkan jutaan mahluk hidup bahkan bisa menggerakan ekonomi, Dalang dalam kehidupan dapat menggerakkan segala alam raya, manusia, hewan, serta mengisi suara mereka secara bersamaan, menggerakkan mereka, Dialah Allah dalang dari segala sesuatu.
Pernahkah wayang merasa dirinya digerakkan sang dalang? Tahukah anda kenapa bumi tidak berapa diposisi merkurius? Atau menggantikan posisi pluto yang kini diusir dari planet galaksi bima sakti? Jika bumi dipindah diposisi merkurius tentu akan menjadi lava pijar karena terlalu dekat dengan matahari, yang tak akan bisa di huni oleh segala macam makhluk hidup, begitu pula jika dipindah diposisi pluto tentu akan beku.
Kita ibarat wayang yang berjajar rapi didua sisi layar pewayangan yang akan bergerak dan kembali diam sesuai keinginan sang dalang, namun kita bukanlah wayang kulit, kita adalah wayang peradaban, kita dibekali akal pikiran agar tidak seperti wayang kulit yang digerakkan manusia dalang. Dalang kita adalah Maha Dalang, dan kita menjadi maha wayang, jika manusia-dalang hanya mampu menjadi dalang semalam suntuk, namun Allah menjadi dalang sepanjang masa. Jika wayang kulit bisa berfikir tentu akan ikut membaca tulisan saya ini (he he he).
Ingatlah bahwa wayang tak akan mampu melawan dalang, sebesar apapun bentuk wayang, atau sekuat apapun gatotkaca, begitu pula aktor tak akan mampu melawan sutradara, bahkan melanggar aturan sutradara bisa kena sangsi dan tidak diberi gaji, begitu pula melawan Allah bisa mendapat sangsi abadi. Marilah kita berbuat baik yang sepenuhnya, jangan hanya untuk memburu nafsu duniawi semata. Bukankah Allah sang maha sutradara sangat adil, kaya dan bijaksana, jika kita ikuti aturannya tentunya Dia menepati janjinya.
Jumat, 18 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cara Cepat Belajar Mengaji Al quran Untuk Pemula [Mudah dan Praktis] November 9, 2017 by Miqdad Nashr Belajar Mengaji – Kitab Al...
-
makalah model pembelajaran kooperatif Makalah Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Bab I Pendahuluan A. Lata...
-
Cara Cepat Belajar Mengaji Al quran Untuk Pemula [Mudah dan Praktis] November 9, 2017 by Miqdad Nashr Belajar Mengaji – Kitab Al...
-
Pengertian Drama dan Teater Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah pros...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar